
Lain lagi jika menjelma sebagai dagangan, PERLU untuk MENJEJAK BUMI.

Juallah... siapa tahu ada yang mau beli teater.
jakarta indonesia
Teater Kail pada 25 Juni 2010 jam 17:53
- Nani Tandjung Full wah, mana nih yang suka atau ngomel soal teater yang dihadapi? aman aja rupanya atau malas mikir malas ngomong malas nulis? atau tak menarik? oke deh..26 Juni 2010 jam 7:22 ·
- 'Arrie De Marco' hihihihi...ada2 aja awak niiii....btw saya salut kerana dg tanpa malu2 masalah ini dibuka secara 'porno'
semoga saja hal2 sering ber-putar2 diarena intuisi ini tidak menjadi barang dagangan di arena PKL heheheh 27 Juni 2010 jam 9:56 · - Efvhan Fajrullah: Assalammu'alaikum Uni..! (Sambil berdiri malu2. karena merasa ga diundang. Hihihihiiihiihiihi..) ....Numpang rembug, boleh ga...?
Karena teater bagi saya adalah sebuah ibadah budaya (sebagaimana umat manusia memilih agama yang dianutnya, berdasarkan keyakinan masing-masing). Maka, sebagai umat yang beragama, tentu saja harus menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan dan keyakinan yang dianut.
Nah, jika saya analogikan hal tersebut dengan konteks kebudayaan, yang dalam hal ini adalah teater, maka berteater adalah ibadah yang saya lakukan sebagai upaya menjalankan tuntunan dan keyakinan sebagai mahluk seni yang “berbudaya,” diusahakan melalui cara yang baik dan benar, termasuk "menjual Teater..!"
Paling tidak dengan cara menyebarkan "virus berteater" dan "menjerumuskan orang ke jalan yg benar..". Itu saja.
Viva Teater..! Salam Budaya..!
Hahahahaahahaha...!29 Juni 2010 jam 9:42 · - Teater Kail saudaraku, Efvan, maafkanlah, kau selalu hadir pada hari2 kita, mengapa berbasabasi betul, kami tahu anaknya bunda nani tandjung kan? hahahaha intinya ya sama lah, apa kau juga mau menunjukkan jempol tujuh? :))))29 Juni 2010 jam 19:40 ·
- Uddink Studentscommunityart sebarkan lah ajaran kita....
semoga kita semua sukses....29 Juni 2010 jam 23:33 ·
Jakarta, 09 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar