BILA CINTA TAK SAMPAI

BILA CINTA TAK SAMPAI
sett dekor luncur BCTS

Sabtu, 16 Maret 2013

ANTOLOGI PUISI MERAJUT KISAH PERJALANAN

                                                                              Diskusi
                                                                            Siap
Serah Terima dari Bapak Sutarno Sk kepada Bapak John Siregar, Sang Pengarang Merajut Kisah Perjalanan, Jumat 15 Februari 2013 di Sekolah Pelangi Kasih Jakarta.



Kata Pengantar
dari Penerbit

Sebagaimana biasanya sifat manusia, atau keadaan emosi yang selalu berubah, demikianlah adanya seorang John Siregar yang kami kenal dari catatan perjalanannya berupa syair.

John tidak mersa segan untuk menulis dengan jujur apa yang dilihat dan dirasakan, sehingga kejujuran itu  mampu mendatangkan rasa rindu pada diri sendiri, maka bermekarlah Bunga Rindu dalam hidupnya.

Selamat menikmati Aek Naholi… 


Penerbit, Februari 2013


 Kata Pengantar

    Puisi Merajut Kisah Perjalanan berhias Bunga Rindu ini adalah kumpulan syair-syair perjalanan hidup dan hidup itu sendiri. Bunga Rindu bisa siapa saja dan tentang apa saja. Tentang orang yang hilang dan dihilangkan.

     Karena puisi yang memungkinkan aku bebas bercakap - cakap, maka kutulis percakapan itu dalam sebuah kumpulan syair. Syair perjalanan untuk negriku dan murid - muridku di Pelangi Kasih.
     Hanya satu peganganku dalam menulis kumpulan syair ini, Tuhan yang memberi kesempatan. Syair perjalanan ini adalah kumpulan syair pengembaraan hidup dan hidup itu sendiri. Menuliskan kembali rangkaian cerita lama dari kampung halaman tempat bergurau, bercanda ria, tempat dibesarkan dan yang bermimpi memeluk pegunungan Alpen. Dari Pematangsiantar hingga ke belahan dunia lain yang jauh berbeda dari tempat yang purba, dulu ia huni dan akhirnya kangen pulang ke dunia leluhur, tempatnya dibesarkan.
     Keinginan hati, rindu menilik batas humah yang mungkin masih tersisa. Mencoba kembali merangkai ulang cerita tentang tanah leluhur yang terputus setelah sekian lama tak kembali dan bertanya apakah sawah ladang dan gunung-gunung masih ada. Apakah kicau burung menghibur masih terdengar? Apakah batas sawah masih jelas ataukah tinggal kenangan, dan telah hilang ditelan zaman dan peradaban baru? Kekacauan ahklak manusia moderen yang menghabisi alam juga terekam dalam kumpulan syair perjalanan ini. Kekerasan hidup dan bom-bom peledak kematian, dunia jermal dan dunia kemunafikan, dunia yang korup dan yang tak jujur pada diri sendiri.
    Syair pengembaraan ini mencoba merekam sisi manusia yang gelap dan terang, alam yang rusak, hidup yang tak lagi damai dengan sesama bahkan dengan Tuhan sekalipun. Banyak yang telah hilang ditelan zaman dan peradaban post modernisme.  Burung Cendrawasih mulai punah. Burung Kakatua menangis tersedu.
     Bunga Rindu juga bercerita tentang Karut-marut ahklak manusia post-moderen  yang menghabisi  alam. Kekerasan hidup dan bom-bom peledak kematian, Di Aleppo dan di Jalur Gaza. Dunia yang korup dan yang tak jujur pada dirinya sendiri.


Semoga bermanfaat,
dan membawa berkah dan damai.

John Siregar



























Kumcerpen TAHTA UNTUK IBU



Baki Antaran

Bismillahirrahmanirrohiim
Kata pertama
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Kemudiannya


Tujuan memperingati Hari Ibu adalah untuk menghargai peranan para ibu dalam menyiapkan anak-anaknya menjadi generasi yang lebih baik. Termasuk menghargai peranan ibu yang bekerja dan berprestasi di luar rumah, namun tidak meninggalkan peranan utamanya dalam mengasuh dan mendampingi anak-anaknya (Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas)
Bukanlah sebuah laku kelatahan jika kemudian, muncul pikiran kaum perempuan ingin bicara dalam tulisan. Hari Ibu adalah hari yang ditentukan sebagai hari memberi penghargaan bagi kaum Ibu dan memberikan semangat untuk berani mengungkapkan isi hati.
Jika beberapa masa yang lalu, pada hari Ibu, kaum Ibu dibebaskan dari kerja hari-harinya, dirayakan di sekolah-sekolah, di kantor-kantor, maka kini layak pula kita mendengarkan kisah kaum Ibu yang berada di seberang bukit sana dengan bentuk Cerita Pendek.
12 Cerita Pendek atau Cerpen yang tergabung dalam buku Kumpulan Cerpen Tahta Untuk Ibu ini, ditulis oleh 12 Perempuan atau Ibu dari berbagai Profesi. Dari seorang dokter yang menceritakan rasa manisnya kedekatan seorang Ibu dengan putra-putrinya yang mulai bercinta hingga  kisah pahitnya percintaan seorang Ibu karena ulah seorang Ibu pula.
.
Menurut beberapa Pengarang dalam buku Kumpulan Cerpen Tahta Untuk Ibu ini, di Indonesia tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Perayaan Hari Ibu Nasional, tetapi atas perenungan, mungkin akan lebih tepat jika disebut Hari Mengingat Kaum Ibu Nasional, sebab ada yang tak pantas dirayakan bagi Kaum Ibu, saat Kaum Ibu menjadi terpuruk. Dalam rangka itulah, Buku ini diwujudkan sebagai hadiah Hari Ibu dari Kaum Ibu kepada Kaum Ibu. Dan Penerbit menyambut baik perenungan ini.

Semoga dengan hadirnya buku ini dalam khasanah bahan bacaan di negeri Indonesia tercinta, paling tidak, dapat memberikan gambaran Ibu pada masa-masanya untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Menghargai Per-Empu-an di negeri ini. 


Kumpulan Cerpen

12 dalam 2012

Tahta Untuk Ibu

Adriana Tjandra Dewi
Agnes Hening Ratri
Emmy Sahertian
Fanny Jonathans Poyk
Khadijah Amroe
Lailatul Kipsiyah
Maya Carlina
Nungki Irma Nurmala Pratikto
Nursyida Syam
Nyimas Hilmiyati
Ratna Dewi Barrie
Sri Tedja Kamarullah




Selamat Menghargai Harkat Ibu

Penerbit D3M Kail





PENTATAHAN SAYAP-SAYAP CINTA, KUMCERPEN



Penerbit D3M Kail Luncurkan 2 Buku Sastra di PDS HB Jassin, Jakarta


Jakarta, Sumbawanews.com.- Peluncuran buku Kumpulan 16 Cerpen "Sayap-Sayap Cinta" di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Cikini, Jakarta Pusat, Jum'at (8/3) lalu, mendapat sambutan antusias para hadirin dengan mengundang tokoh sastra Leonowens SP sebagai pembahas utama.
 
Buku Kumpulan 16 Cerpen "Sayap-Sayap Cinta" ditulis oleh Sutarno Sk, Ning Wati Ameta, Nyimas Hilmiyati, Ratna Dewi Barrie, Avian Dewanto, Puska Tanjung, Syarifuddin Arifin, Nula Marewo, Ahmad Zaini, Paox Iben Mudhaffar, Emmy Sahertian, dan Nani Tandjung.
 
"Sastra tidak hanya sebatas ruang berkesenian di antara aksara, namun sastra merupakan langkah berpikir para penulis dengan menawarkan logika yang khas di dalam karyanya," ucap Leonowens SP di depan para hadirin.
 
Acara turut diisi dengan pembacaan puisi karya Jhon Siregar, persembahan 3 lagu oleh Sarib (anak dari penyanyi, alm. mbah Surip), pembacaan cerpen oleh Retno Budiningsih dan Gusti Mayani, serta kata sambutan dari Martin Aleida dan Diah Hadaning.
 
Berikut acara dilanjutkan dengan peluncuran buku puisi karya Jhon Siregar, "Merajut Kisah Perjalanan", yang sebelum itu telah diluncurkan pertama kalinya di Sekolah Pelangi Kasih, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Barat, pada 15 Februari 2013 silam; dengan mengundang pembahasan dari sastrawan dunia Leonowens SP dan penyair Irmansyah, serta dihadiri ratusan murid dan guru Sekolah Pelangi Kasih.(Har/Sis)